Indonesia
di era globalisasi ini merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar
di dunia. Namun jika dibandingkan dengan negara-negara di atasnya, Indonesia
belum ada apa-apanya. Mengapa? Karena mayoritas penduduk Indonesia memiliki
moto “Murah dan Kenyang.” Selain itu, berbagai sumber daya alam Indonesia yang
diekspor ke luar negeri kembali ke Indonesia dengan harga mencapai 15 kali
lipat dari harga semula dalam bentuk produk akhir.
Untuk memajukan
Indonesia diperlukan empat pondasi utama. Yang pertama adalah pengubahan basis Indonesia
menjadi berdasarkan teknologi. Dengan teknologi yang tepat, kita dapat
menumbuhkan perekonomian Indonesia. Terlebih lagi jika kita bisa
meng-hilirisasi perindustrian Indonesia, dimana keuntungan yang tercapai dari industri
hilir merupakan yang terbesar. Selain itu juga diperlukan industri atau
perorangan multi-divisi, dimana mereka dapat menghasilkan produk dengan
bermacam variabel. Yang dimaksud dengan macam variabel adalah produk yang
dihasilkan suatu industri tak hanya satu jenis. Sebagai contoh sebuah industri yang
menghasilkan bahan pangan dapat juga menghasilkan komponen-komponen elektronik.
Hal ini diperlukan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas rakyat. Dengan metode
ini pula kita tanamkan moto baru yang menggantikan sifat konsumerisme dengan “Bangga
berbangsa.”
Berikutnya
adalah budaya. Karena globalisasi terjadilah akulturasi budaya atau lebih
mengarah ke penganutan budaya barat oleh bangsa Indonesia. Padahal bangsa yang
maju adalah bangsa yang menjunjung kearifan lokal. Di dunia internasional,
sebenarnya budaya Indonesia sama saja tingkatannya dengan budaya-budaya barat,
hanya kita saja yang tidak menyadarinya. Apa buktinya? Lihat saja negara-negara
lain yang mencoba untuk mengakui budaya asli Indonesia sebagai budaya mereka. Kita
harus memiliki cara pandang baru. Biarkanlah mereka mengakui sebagian hasil
budaya kita, sebaliknya kita harus menciptakan budaya-budaya baru khas Indonesia
untuk melambangkan bahwa budaya Indonesia itu ada dan akan terus berkembang.
Yang ketiga
adalah pluralism, pemerataan, dan kesinambungan demokrasi. Indonesia merupakan
negara dengan penganut Islam terbesar di dunia. Tapi dengan mayoritas tersebut
bukan berarti terjadi dominansi, kita haruslah menjaga ke-plural-an di
Indonesia agar terbentuk sinergi antar elemen masyarakat serta pemerataan
pembangunan di seluruh daerah Indonesia. Selain itu kita juga perlu
pemimpin-pemimpin yang mengerti dan responsif terhadap keperluan masyarakat
serta berani menjawab tantangan dari perkembangan zaman.
Yang terakhir
adalah ekonomi. Dengan ketiga unsur sebelumnya terpenuhi, perkembangan ekonomi
seharusnya bukan merupakan masalah bagi Indonesia. Kita harus meningkatkan
produktifitas kerja sampai dengan 60% agar kita tak terjebak di dalam “middle
income trap”, dimana kita akan selamanya berstatus negara berkembang, bukan
negara maju.
Selain itu,
diperlukan juga masyarakat yang berdaya saing dan kompeten serta
berpengetahuan. Kejelasan visi dan niat yang dimiliki juga merupakan syarat-syarat
penting yang harus dipenuhi. Dan terakhir, kita jangan hanya bersifat
nasionalis, tetapi juga internasionalis.
Judan Syamsul Hadad
FTI - 16713089
Tidak ada komentar:
Posting Komentar