Resume Seminar OSKM 2013
K3L
(Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Lingkungan)
Dalam
lingkup kampus, ITB memiliki beberapa aturan yang ditetapkan didalamnya dan
harus ditaati oleh setiap mahasiswa. Peraturannya yaitu berupa K3L (Keamanan,
Ketertiban, Kesehatan, dan Lingkungan). Untuk aspek yang pertama kita akan
membahas tentang “Keamanan”. Tentunya dalam setiap tempat yang ada di dunia,
entah itu rumah, kantor, sekolah, gedung dsb, tentunya memiliki unit keamanan
yang siap berjaga siang dan malam untuk menjaga tempat tersebut dari tindak
kriminalitas, baik itu kasus pencurian ataupun kasus anarkisme yang dilakukan
oleh orang. Begitupun juga dengan ITB, di ITB sendiri, memiliki unit keamanan
yang siap bertugas untuk mengamankan lingkup ITB dan sekitarnya. Unit keamanan
ITB dapat berupa satpam, ataupun peraturan-peraturan keamanan yang ditetapkan
didalamnya.
Tugas
seorang satpam sebagai unit kemanan kampus, tentunya memiliki tugas yang sangat
berat, selain menjaga kampus dari pencurian ataupun tindak kriminalitas
lainnya, seperti bertanggung jawab atas semua keamanan dan ketertiban yang ada
di dalamnya. Contoh : unit satpam bertugas untuk mengatur akses masuk ke
kampus, baik itu untuk mahasiswa, dosen dan orang luar yang berkepentingan)
Untuk
peraturan keamanan ITB memberlakukan jam kegiatan kampus yaitu jam 6 pagi
hingga jam 11 malam (jam kampus),
selain jam kegiatan juga ITB mempunyai jam kuliah s/d jam 5 sore, kemudian
untuk izin masuk ITB dari pihak luar yang wajib lapor ke satpam dan
peraturan-peraturan lainnya. Hal itu diberlakukan guna untuk mencegah
terjadinya tindak kriminalitas yang sering terjadi di sekitar kampus ITB, baik
itu tindak pencurian dan tindak kriminalitas lainnya yang dapat merugikan
mahasiswa dan ITB.
Selanjutnya
adalah Ketertiban, dalam pelaksanaan ketertiban yang dilakukan oleh ITB, ITB
memiliki beberapa aturan yang harus di jalankan oleh warga ITB, agar terjalin
rasa aman dan nyaman. Karena, jika ketertiban terlaksana maka keamanan pun juga
akan terlaksana dengan baik. Ketertiban yang harus dijalankan oleh setiap warga
ITB yaitu, jangan membuat gaduh ketika jam kuliah sedang berlangsung, tidak
bergerombol di gerbang masuk dan keluar untuk menghindari adanya kemacetan,
tidak boleh parkir di selasar karena hal tersebut akan mengganggu para pejalan
kaki, dan yang terakhir adalah selalu berhati-hati.
Aspek
selanjutnya dari K3L adalah aspek Kesehatan. Agar warga ITB memiliki jasmani
yang sehat serta terhindar dari penyakit, maka ITB juga memberlakukan aturan
kesehatan mengenai larangan merokok di sembarang tempat. Karena, hal tersebut
akan mengganggu kenyamanan warga kampus lainnya yang tidak perokok dan tentunya
akan mengganggu kesehatan mereka juga sebagai seorang “perokok pasif”. Sehingga untuk menghindari terjadinya hal
tersebut, ITB memiliki kebijakan untuk membuat tempat khusus merokok, di
tempat-tempat tertentu.
Aspek
selanjutnya yang memiliki hubungan dengan aspek kesehatan adalah aspek
lingkungan. Karena, jika tercipta lingkungan yang bersih, maka terciptalah
kesehatan yang bersih dan baik pula. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga
lingkungan tetap bersih di lingkup ITB adalah dengan tidak membuang sampah di
sembarang tempat, dan selalu menjaga kebersihan di manapun berada. Baik itu di
kantin, toilet, taman, dsb.
Sedangkan
Aspek K yang ketiga adalah aspek Keselamatan. Aspek keselamatan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sesuai dengan petunjuknya, jangan panic ketika keadaan
darurat, mengikuti jalur evakuasi serta meninggalkan ruangan dalam keadaan
tertutup.
Seminar Gita Wiyarman – Menteri
Perdagangan RI
Dalam
seminarnya, sosok Gira Wiyarman seorang alumni ITB yang sekarang menjabat
sebagai Menteri Perdagangan RI menyatakan bahwa misi dari Orientasi Studi
Keluarga Mahasiswa ITB (OSKM ITB) 2013 berisi tentang kearifan lokal yang harus
senantiasa kita junjung tinggi keberadaannya. Selain itu, beliau yang pernah
bersekolah di Harvard University menyatakan bahwa perekonomian Indonesia akan
maju bila para pemimpinnya mengerti akan kebutuhan rakyatnya. Jika kita lihat
pada saat ini, mengapa kita selaku bangsa Indonesia selalu tertinggal dalam hal
perekonomian di negara-negara lain dikarenakan, karena mereka para pemimpinnya
tidak pernah mengerti kebutuhan serta kesulitan yang tengah dihadapi oleh
rakyat mereka. Kebanyakan “Mereka” para pemimpin hanya memikirkan nasib mereka
masing-masing. Jika saja mereka mengerti akan kebutuhan dan kesulitan yang
dihadapi oleh rakyatnya maka Indonesia akan menjadi negara yang makmur dan
sejahtera.
Untuk
itu, beliau juga menegaskan jika, seorang pemimpin itu harus memiliki
visi/tujuan yang jelas, agar pembangunan, baik itu dalam hal perekonomian dsb
akan berjalan dengan lancar. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah banyak
sekali pemimpin bangsa yang tidak tahu akan visi serta misinya sebagai seorang
pemimpin. Sehingga, kebanyakan dari mereka tidak tahu, harus dibawa kemana dan
kepada siapakah mereka harus mengabdi?
Beliau
juga mengatakan bahwa, jika masalah perekonomian Indonesia, kita tangani dengan
baik maka, Indonesia akan memiliki perekonomian 3x lebih besar dari Saudi
Arabia. Hal itu dikarenakan, Indonesia memiliki potensi-potensi SDA yang
melimpah. Namun, justru kita sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah, tidak bisa mengelolanya dengan baik, dan justru tangan-tangan asinglah
yang kini menguasai sebagian besar SDA tersebut. Seperti hasil tambang dan
minyak yang sangat melimpah di Indonesia.
Huwaida Najla Alaudina
FITB

Tidak ada komentar:
Posting Komentar